Panduan Lengkap Budidaya Ikan Lele, Untung Berlipat-Lipat

budidaya ikan lele
Ikan lele (Clarias sp.) termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat karena pertumbuhan cepat, memiliki adaptasi lingkungan yang tinggi, padat tebar yang tinggi, bisa hidup dengan kadar oksigen rendah (Soetomo, 1989). Astawan (2008) menyatakan kandungan gizi ikan lele meliputi protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %).

Berdasarkan keunggulan tersebut, budidaya ikan lele tetap menjadi primadona dalam budidaya ikan air tawar. Ternak lele banyak dilakukan mulai dari kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, kolam fiberglass, sedangkan teknologi budidaya juga berkembang pesat dari skala tradisional, semi intensif, intensif hingga sistem bioflok (DJPB, 2013).

Tahap Persiapan Kolam Ikan Lele dengan SOC GDM Ikan

Aktivitas budidaya ikan tidak terlepas dari limbah yang dihasilkan, terutama dari sisa pakan, feses, dan hasil aktivitas metabolisme ikan (Wijaya, 2014). Pada sistem budidaya tanpa pergantian air (zero water exchange) seperti pada kolam air tenang, konsentrasi limbah budidaya seperti amonia (NH3), nitrit (NO2), dan karbon dioksida CO2 akan meningkat sangat cepat dan bersifat toksik bagi ikan (Surawidjaja, 2006).

Berdasarkan fakta tersebut, persiapan kolam yang perlu dilakukan meliputi :

  • Pembersihan dasar dan pinggir kolam. Untuk kolam tanah, pembersihan dasar kolamnya adalah membuang lumpur. Pastikan semua lumpur terbuang untuk mikroorganisme pathogen yang mengendap dalam lumpur sedangkan pinggir kolam yang harus dibersihkan adalah rumput-rumput liar disekitar kolam. Rumput liar biasanya dijadikan tempat bertelur hama ikan.
  • Pembersihan dasar dan pinggir kolam untuk kolam terpal dan kolam semen yang perlu diperhatikan adalah tebal tipisnya lumut . Sikat hingga bersih kolam terpal atau semen untuk membersihkan telur kepiting, ikan hama dan lainnya. Jangan lupa untuk cek ada tidaknya kebocoran kolam. Hal ini penting untuk mengurangi kerugian.
  • Gunakan bakteri pengurai Bacillus mycoides karena menghasilkan enzim protease, enzim selulase dan enzim amylase. Enzim-enzim tersebut berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses penguraian.
  • Gunakan bakteri pengurai B. pumilus yang mampu menghasilkan enzim mananase dan enzim proteolitik peptidase yang memutuskan ikatan peptida selubung virus, sehingga menghambat perkembangan virus
  • Brevis  juga menghasilkan enzim selulase dan menghasilkan enzim hidrolitik untuk menghidrolisis neurotoksin Vibrio spp
  • Untuk meningkatkan keanekaagaman plankton, juga terdapat Pseudomonas alcaligenes yang menghasilkan enzim lipase dan dexametanose selain itu menghasilkan pigmen warna untuk bakterioplankton
  • Untuk remediasi tanah tambak, bakteri micrococcus roseus mampu memproduksi enzim dan antibiotik tertentu sehingga sangat bagus untuk pertumbuhan ikan

Semua bakteri di atas sangat penting karena dapat mempercepat proses penguraian tambak/ kolam. Dan semua bakteri tersebut merupakan bakteri yang terdapat dalam Suplemen Organik Cair Spesialis Perikanan.

Tahap-Tahap Penebaran Bibit Lele

Pekerja memanen ikan lele di tambak air tawar Desa Eretan wetan, Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat
Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan dalam penebaran benih lele :
  • Sebelum dilakukan peneberan benih, isi kolam dengan air dengan ketinggian sekitar 30 cm, lalu tambahkan SOC GDM ikan sebanyak 6 ml/m3 untuk menumbuhkan plankton/pakan alami ikan.
  • Lakukan penebaran saat pagi (sebelum jam 09.00) atau sore hari (diatas jam 15.00) karena fluktuasi suhu tidak terlalu besar
  • Hindari penebaran benih saat siang hari atau tengah hari karena akan membuat benih stress hingga mengalami kematian massal
  • Pastikan benih yang akan ditebar sudah dilakukan proses suci hama dengan larutan garam dengan dosis 2-5 ppm selama 10-15 menit.
  • Perhatikan ketinggian air kolam saat benih ditebar agar benih dapat segera beradaptasi dengan lingkungan budidaya. Seiring bertambahnya umur benih, ketinggian air juga perlu ditambah
  • Perlu diperhatikan, sebelum benih ditebar harus dilakukan proses aklimatisasi yang mengacu SNI (01-6484.2-2000). Cara aklimatisasi ini dilakukan dengan menenggelamkan sekaligus wadah/kantong plastik secara hati-hati, perlahan dan bertahap. Tujuan aklimatisasi ini adalah untuk memberi kesempatan benih ikan beradaptasi dengan lingkungan air kolam sedini mungkin lalu biarkan benih keluar dengan sendirinya dari wadah secara bertahap ke kolam budidaya.

Tips Pemberian Pakan agar Diserap Optimal Ikan Lele

budidaya ikan lele


Jumlah panen ikan lele meningkat hanya dengan menggunakan
 Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Perikanan
Kebutuhan pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar yaitu 80-85% dari total biaya produksi karena harga pakan semakin mahal. Berikut adalah tips memberi pakan pada ikan lele:
  • Puasakan benih ikan lele selama 2 hari untuk adaptasi lingkungan baru serta mengosongkan lambung, selama puasa tersebut benih ikan lele akan memakan plankton.
  • Berikan pakan ikan lele berdasarkan umurnya sesuai yang tersaji dalam tabel 1.
  • Campurkan SOC GDM Ikan dengan pakan, agar hasil jauh lebih maksimal. Dosisnya 10 ml/kh pakan atau 1 tutup jirigen kemasan 1 dan 2 liter SOC GDM
  • Agar lebih merata, dalam 1 karung pakan (30 kg) diperlukan 300 ml SOC GDM lalu disemprotkan secara merata. Hal ini mampu meningkatkan penyerapan nutrisi agar lebih optimal
  • Sebelum ditebar dikolam, angin-anginkan selama 15 menit, berikan secara langsung usahakan habis hari itu juga agar pakan tidak berjamur

Anjuran Pakan Ikan Lele Berdasarkan Umurnya Tersaji Dalam Tabel 1 Berikut :

Tabel 1. Dosis pakan berdasarkan umur ikan lele
Umur
(hari)
Berat badan (gr/ekor)Panjang
(cm)
Size pellet
(mm)
Dosis pakan
1-102.5-57-826-5
11-205-2011-1225-4.5
21-3020-5015-1624.5-4
31-4050-8018-1934-3
41-5080-10020-2233-2
51-60>100>3032
 Anjuran dosis pakan ikan lele. Sumber : DJPB, 2013

Tips Pemeliharaan Kualitas Air Dalam Budidaya Ikan Lele

 ikan lele


Usaha ternak lele . img source : google.co.id
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang penting dalam pertumbuhan ikan (Wijaya, 2014). Budidaya lele dengan tanpa penambahan suplemen/probiotik sangat rentan terhadap perubahan kualitas air.

Limbah budidaya ikan yang merupakan hasil aktivitas metabolisme banyak mengandung amonia (Effendi, 2005). Ikan mengeluarkan 80- 90% amonia (N-anorganik) melalui proses osmoregulasi, sedangkan dari feses dan urine sekitar 10-20% dari total nitrogen (Rakocy et al., 1992 dalam Sumoharjo, 2010). Akumulasi amonia pada media budidaya merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas perairan yang dapat berakibat pada kegagalan produksi budidaya ikan (Wijaya, 2014).

Kandungan ammonia hasil metabolisme yang meningkat cenderung menyebabkan gangguan yang bersifat fisiologis dan memicu stress pada ikan (Boyd, 1990).

Pada saat yang sama protein dalam feses dan pakan yang tidak termakan akan diuraikan oleh bakteri menjadi produk yang sama. semakin intensif suatu kegiatan budidaya akan semakin tinggi konsentrasi senyawa nitrogen terutama amoniak (Avnimelech and Kochba, 2009). Menurut Craigh and Helfrich (2002), meskipun melalui menajemen yang baik, pakan yang diberikan pada ikan pasti akan menghasilkan limbah. Contohnya dari 100 unit pakan yang diberikan, biasanya 10% tidak termakan, 10% limbah padatan, dan 30% limbah cair yang dihasilkan oleh ikan. sisanya, 25% digunakan untuk tumbuh dan 25% lainnya untuk metabolisme.

Untuk menjaga kualitas air ikan lele, sangat dianjurkan menambahkan SOC GDM ikan sebanyak 10 liter/Ha atau 6 ml/m3 setiap minggu. Penambahan suplemen ini bertujuan untuk menambahkan bakteri spesifik GDM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

manfaat tanaman ADAS

Inilah khasiat manfaat daun adas dan buahnya bagi kesehatan tubuh Kegunaan dan khasiat daun adas bagi kesehatan sangatlah banyak. Be...